Hujan di siang hari di waktu anak-anak pulang sekolah merupakan ceritera tersendiri bagi anak-anak yang berumur 10 – 12 tahunan. Termasuk cucu-cucuku yang pulang dengan baju kebasahan. Maklumlah dia pulang dengan menggunakan angkot dan ojeq, karena memang setiap hari menggunakan angkot dan ojeq.
Hujan bukanlah penghalang bagi anak-anak. Justru hujan ini merupakan moment yang ditunggu-tunggu untuk berhujanan ria dengan teman-temannya. Karena kapan lagi mereka dapat berhujan-hujanan dan berbasah-bahasan bersama dengan teman-temannya. Mereka sengaja kehujanan dan kebasahan bersama.
Hampir semua anak-anak yang pulang sekolah pada jam itu, yang tidak dijemput orang tuanya dengan kendaraan mobil dipastikan kehujanan dan kebasahan. Sebagai eyangnya aku kasihan, tapi mereka nampak senang dan gembira bisa menikmati kebasahan hujan bersama teman-temannya. Inilah kegembiraan yang tidak pernah akan mereka lupakan sampai ia dewasa kelak.
Bila sore/malam hari hujan aku berdo’a semoga anak-anakku
tidak kehujanan dan kebasahan karena mereka baru saja keluar kantor untuk
pulang dari pekerjaannya. Akupun kasihan banyak orang yang akhirnya pulangnya
menjadi larut malam dan kelelahan. Perjalanannya terhambat karena jalan-jalan
itu banjir dan tergenang air hujan. Boleh jadi banyak orang yang menggerutu dan
menyalahkan pejabat tertentu karena sewaktu berkampanye berjanji akan mengatasi
banjir dan kemacetan lalu lintas dijalan. Namun setelah mereka duduk di jabatan
itu, semuanya itu adalah janji-janji gombal yang tidak atau belum pernah
menjadi kenyataan. Mereka hanya mencari simpati agar ia dipilih untuk jabatan
yang sangat menjanjikan.
Semogalah mereka menyadari bahwa janji-janji itu adalah
hutang yang harus dibayar dan mestinya bisa dibuktikan setelah ia meraih
kedudukan yang dikejarnya itu.
Janji adalah hutang, banyak janji adalah banyak hutang.
Kalau kita berjanji maka hendaklah kita tepati. Allah SWT mengancam kepada
hambanya yang suka berjanji tetapi tidak pernah ditepati sebagaimana firman Allah
dalam surat As Shaf ayat 2 dan 3 “Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan”.