Senin, 27 Oktober 2014

Tidak Menyombongkan Amalan Kebaikan

Sesungguhnya syirik adalah termasuk dosa yang paling besar. Dosa yang meluluhlantakan amalan kebajikan seseorang. Dalam surat Al An’aam ayat 88 disebutkan “…  Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan". Bahkan Allah berjanji tidak akan mengampuninya selagi pelakunya belum bertaubat yang benar.

Orang-orang yang melakukan perbuatan syirik adalah orang yang menghambakan dirinya pada suatu kekuatan selain kepada Allah.
Ia percaya dan beranggapan bahwa ada benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan, sehingga orang menghambakan dirinya pada benda tersebut. Atau ada juga benda-benda yang dikatakan mempunyai kekuatan magis yang dipakainya sebagai asesories untuk memperindah kecantikan/ketampanan wajahnya, keseksian tubuhnya, membuat orang senang melihatnya, membuat orang tertarik atau simpati, membuat orang tunduk kepadanya, memberi kekuatan, meyakini atas kesehatan, dan menganggap berkah sebagai pembawa rejeki, serta membuat percaya dirinya atas penampilannya. Semua anggapan yang dinisbatkan pada benda-benda tersebut, maka itu termasuk dalam kategori syirik.

Dalam surat Lukman ayat 13 disebutkan “…janganlah kamu memper-sekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.

Dalam surat An Nisaa ayat 48 disebutkan “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".
Allah tidak memperkenankan para pelaku syirik itu untuk memasuki surgaNya, bahkan Allah mengancam untuk memasukkannya ke dalam neraka jahanam. Hal itu disebutkan dalam surat Al Maidah ayat 72 yang berbunyi “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun”.

Syirik dalam pembagiannya ada 2 (dua) macam yaitu Syirik besar dan Syirik kecil.

Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka,  jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripada-NYA.

Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid, dan syirik kecil merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Dalam suatu majlis, Nabi SAW bersabda "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil”. Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya”.

Riya adalah suatu perbuatan atau sikap seseorang yang perilakunya ingin diketahui agar orang-orang lain bisa melihat apa yang dilakukannya.
Riya itu ada yang tampak dan ada pula yang tersembunyi. Riya yang tampak adalah semua kegiatan nyata yang dilakukan untuk amalan kebaikan dengan maksud mendapat pujian dan sanjungan dari manusia. Sedangkan riya yang tidak nampak adalah perasaan seseorang merasa dirinya lebih dari orang lain atau sombong.

Orang-orang alim menyebutkan yang termasuk dalam syirik kecil itu antara lain :

1. Riya dalam beribadah.
Yaitu melakukan ibadah kepada Allah, tetapi tidak dengan ikhlas. Ibadahnya dilakukan agar orang lain melihatnya dan mendapatkan pujian dari manusia.


2. Riya dalam perbuatan.
Yaitu melakukan perbuatan baik, namun suka ditonjol-tonjolkan amalan kebaikannya yang pernah dilakukannya agar orang lain mengetahui perbuatannya.


3. Riya dalam kebaikan.
Yaitu melakukan kebaikan, namun suka membangga-banggakan dirinya sebagai orang yang alim, orang yang suka dzikir, orang yang suka memberi nasehat, orang yang dermawan, orang yang suka menolong orangorang miskin atau orang yang meminta bantuannya, orang yang suka memberi makan pada pengemis, orang yang suka menyumbang masjid-membangun sekolah-membangun panti asuhan untuk anak-anak yatim/yatim piatu atau rumah jompo, dan orang yang suka menyebutkan “kalau bukan karena saya maka dia tidak akan menjadi apa-apa”. Atau orang yang suka menyebutkan dirinya “saya iklas khok dalam melakukan pekerjaan ini” tapi ia sebut keikhlasannya.


4. Riya dalam ilmu.
Yaitu melakukan pencerahan-ceramah atau dakwah, namun suka membangga-banggakan sebagai orang yang ahli, orang yang merasa dirinya sebagai ustadz-ustadzah-pendakwah-da’I, orang yang suka memberikan ilmunya kepada orang lain, dan menganggap orang lain tidak mengerti, atau sebagai orang yang paling pintar dan banyak ilmunya.


5. Riya dalam sikap dan perilaku.
Yaitu orang-orang yang mempertontonkan sikap dan perilakunya kepada orang lain, merasa dirinya lebih dari orang lain atau sombong- angkuh dan arogan, karena merasa jabatannya yang tinggi, karena merasa kekayaannya yang lebih dari orang lain, karena merasa yang paling tampan atau cantik, karena merasa yang paling hebat, karena merasa terhormat, karena merasa yang paling dekat dengan pimpinan sehingga timbul sikap angkuh dan arogan, serta suka memandang rendah orang lain


Rasulullah SAW  bersabda : “Tidak akan masuk kedalam syurga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun seberat biji sawi”.
Semoga Kita tidak termasuk sebagai pelaku syirik besar maupun syirik kecil.

Semoga semua kegiatan dan amalan kebaikan yang kita perbuat mendapat ridha Allah.

Wallahu a’lam bishawab

Referensi diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar