Rabu, 27 Juli 2011

KEGIATAN SILATURAKHMI ORANG-ORANG YANG TELAH PENSIUN

A. KANTOR ITU TINGGAL MASA LALU

Kalau boleh berkata jujur, menjadi orang pensiunan itu tidaklah enak, karena kita tidak lagi memiliki kantor tempat kita bekerja. Kita tidak lagi memiliki kantor  yang dapat kita banggakan. Kita sudah menjadi "Out of Sider" dimana dulu kita ada didalamnya. Kita tidak lagi diminta untuk memberikan saran-saran atau ide-ide untuk program kerja dari bekas unit kita kerja dulu. Bahkan kita tidak lagi diminta untuk hadir di dalam lingkungan yang telah kita buat dahulu. Padahal, kitalah yang membangun unit atau organisasi itu. Tetapi sekarang, semuanya telah berlalu, semuanya hanya tinggal kenangan, semuanya hanya tinggal ceritera yang dapat kita sampaikan pada saat kita berkumpul-kumpul di warung rokok, di tempat olah raga, atau di mushala setelah shalat subuh sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Pensiunan, itulah gelar yang saat ini kita sandang. Gelar itu, bukan hanya semata-mata milik kita seorang. Banyak orang-orang yang dulunya bekerja sebagai PNS atau BUMN/BUMD, PERUM dan PN  tidak pernah berpikiran untuk menjadi orang pensiunan. Semua orang dipastikan berpikiran sama yaitu tidak mau menjadi orang pensiunan. Tetapi waktu juga yang membawa  apabila kita telah berumur 55 tahun, maka bersiap-siaplah untuk menjadi orang pensiunan.

Ibarat sebuah perjalanan, maka PNS yang telah pensiun itu adalah orang-orang yang telah sampai di sebuah terminal akhir dari sebuah perjalanan yang panjang itu. Kita tidak tahu, apakah kita akan sehat terus dan dapat mengabdi kepada bangsa dan negara melalui jalur masyarakat?, ataukah kita akan menjadi orang pensiunan yang santai dan tidak mau tahu lagi urusan negara atau masyarakat?, ataukah kita akan menjadi orang mushalla atau orang masjid yang selalu berdzikir dan tidak mau tahu lagi urusan dunia kecuali mengejar akhirat ? ataukah kita akan menjadi orang yang sakit-sakitan yang tidak lagi punya harapan kecuali mati ?. Semua jawaban itu, akan tergantung kepada kita, mana yang akan kita pilih. Karena kitalah yang menentukan jalan hidup kita ini. Kita harus menentukan jawaban kita sendiri.
B. HUBUNGAN DENGAN ANAK BUAH
Anak-anak buah kita yang dahulu kita bina, sekarang telah mejadi pejabat, bahkan jabatannya lebih tinggi dari kita. Mungkin pada saat kita pensiun, kita masih sebagai pejabat eselon IV, tetapi anak buah kita yang waktu itu hanya sebagai staf, sekarang mungkin telah duduk di ranking eselon II, atau mungkin eselon I, bahkan ada yang telah menjadi Kepala Perwakilan RI atau Menteri ?

Kita tidak pernah tahu akan nasib seseorang. Mungkin saja di Pusat, dia hanya sebagai pejabat eselon IV, tetapi begitu dia di tugaskan di Perwakilan RI, dia menjadi pimpinan kita. Kenapa hal ini bisa terjadi?  Karena itu rahasia Allah semata, kita tidak pernah tahu. Oleh karena itu, sudah seyogyanyalah kita tidak boleh merasa sombong, merasa diri paling hebat, dan merasa paling berkuasa. Ternyata yang kita anggap hebat, ada yang lebih  hebat dari kita, dan kita ternyata tidak ada apa-apanya.

Untuk supaya kita tidak sombong, tidak angkuh atau merasa paling hebat, hendaknyalah harus dapat memanusiakan orang lain yang sama dengan kita. Sehingga adanya kesejajaran dalam pandangan kita.
Kalau sekarang kita telah pensiun, orang lain atau bekas anak buah kita masih memperhatikan  kita.
C. PEKERJAAN ORANG-ORANG YANG TELAH PENSIUN
Sebagai orang yang telah pensiun, maka pekerjaannya setiap hari hanyalah menunggu waktu. Dari mulai bangun tidur di waktu pagi,  sampai sore hari, hanyalah diisi dengan menunggu waktu. Suatu pekerjaan yang sangat membosankan, dan suatu pekerjaan yang tidak menyenangkan. Sebagai akibat dari jenuhnya waktu menunggu,  maka yang nampak dalam diri kita adalah timbulnya penyakit baru yaitu stress.

Dampaknya bagi kita,  ada perasaan kembung di lambung, ada perasaan tidak enak di perut, ada perasaan was-was di hati, ada perasaan deg-deg-an di jantung, ada perasaan bingung, ada perasaan pusing, ada perasaan gelisah, susah tidur dan ada perasaan takut mati. Semua perasaan itu, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka harus dilalui dari hari ke hari, sampai waktunya tiba yaitu meninggal dunia. Kalau sudah begini, maka berakhirlah sudah hari-hari stres itu. Kita telah meninggalkan dunia dengan segala permasalahannya, dan dengan segala kenangannya.

Kemudian timbul pertanyaan kita, Bagaimana dengan hari esok??????

Jawabannya...kita tidak tahu tentang hari esok!!!!!

yo...kita renungkan.... apa yang mesti kita perbuat untuk hari esok.


Photo ini adalah photonya orang yang telah pensiun





Photo ini adalah photonya orang yang telah pensiun




Tidak ada komentar:

Posting Komentar