Hari ini adalah awal dari tahun hijrah 1 Muharam 1426
Berarti semalam adalah hari terakhir dari suatu perjalanan panjang ditahun hijrah 1425
Kita telah
lalui sepanjang 354 hari dari tahun
Qamariah
Banyak hal yang
sudah kita alami dalam perjalanan yang panjang ituAda kesuksesan yang kita raih, ada juga kegagalan yang kita terima
Ada kebahagiaan yang kita peroleh, ada juga kekecewaan yang kita dapati
Ada rasa suka yang terluapkan dan ada pula rasa duka yang begitu mendalam,
Ia datang silih berganti tak mengenal waktu
Sungguh peristiwa itu tidak mungkin kita hindari
Sepanjang roh masih bersemi dibadan ini
Saudaraku……………
Dua bulan kemarin, yaitu dipenghujung akhir
Desember 2004Atau dalam bulan Dzulkaidah 1425 hijrah
Kita semua, tidak pernah bermimpi atau membayangkan
Bahwa musibah besar yang bernama : Tsunami akan kita saksikan disini
Di bumi Indonesia tercinta ini
Di ujung pulau tanah tercinta : Aceh,
Atau di kota yang namanya Serambi MekkahDan di daerah pesisir Sumatera Utara
Habis tersapu gelombang Tsunami yang datang bergulung-gulung
Ia datang begitu cepat sekali dan hanya dalam hitungam menit
Ratusan ribu manusia meninggal dunia menjadi korban
Ribuan manusia hilang terbenam dan terbawa arus laut
Ratusan manusia yang terluka kinipun masih ada yang tergeletak
Masih dalam rawatan dan pengobatan
Ribuan rumah hunian hancur luluh lantakan kecuali masjid dan sebuah mushalla
Ratusan juta nilai harta benda tak bisa lagi diselamatkan
Habis tergilas air laut yang mengganas seketika itu
Apalagi binatang ternak dan puluhan hektar tanah harapan
Rusak dan hancur tiada lagi bersisa,
Semua merata diatas lumpur laut yang hitam
Semua hilang,
Semua hancur,
Semua sudah terendam lumpur
Semua tiada lagi berarti buat kehidupan
Semua telah menjadi kepingan-kepingan yang tiada berarti
Kita tak lagi berdaya
Dan kita memang tidak berdaya dalam menahan
dahsyatnya air dan gelombang lautSemua ini adalah cobaan TUHAN kepada kita
Agar kita menjadi sadar
Saudaraku…………
Jeritan tangis anak-anak yang kehilangan
orang tuaJeritan mengharu perempuan-perempuan yang kehilangan suami, kini mereka menjadi janda
Dan kesedihan para suami yang kehilangan isteri serta anaknya
Saudara kandung dan saudara sepupu tidak lagi bersama
Mereka mati dan sebagian karam tiada wujud
Nampak, semua begitu cepat sekali, ia terjadi bagaikan sebuah mimpi
Mimpi yang menjadi kenangan luka dan duka, yang akan selalu membekas begitu mendalam dihati
Kita sebagai mahluk Tuhan yang sombong dan
angkuh
Sewaktu peristiwa terjadi tidak mempunyai
kekuatan apa-apaKini hanya pasrah dan berdo’a memohon ampun kepada-NYA
Agar bencana itu tidak lagi kembali
Kini kita harus kembali membangun sebuah kehancuran
Kita bangun dengan doa, ketabahan, kekuatan dan modal
Namun, Yang utama adalah membangun perasaan kemanusiaan
Saudaraku………..
Cobalah kita lihat sejenak kebelakang Sebelum peristiwa Tsunami itu terjadi
Muncul gempa di Alor 38 orang meninggal
168 orang luka-luka 368 bangunan hancur
Belum reda di Alor, gempa di Nabire muncul
32 orang meninggal 146 orang terluka Ratusan rumah hancur dan terbakar
Belum reda rasa
duka kita
Helikopter TNI jatuh
di Magelang14 orang tewas seketika
Korban jiwa bertambah lagi
Orang-orang tercinta yang kehilangan keluarganya
Berduka dan menangis lagi
Belum lagi reda
tangisan dimata
Belum lagi kita
tuntas membangun di AcehDatang lagi musibah berganti, muncul gempa di Palu
Satu daerah di wilayah Indonesia Bagian timur
Puluhan rumah, kantor, dan bangunan hancur
Puluhan jiwa menjadi korban
Dan ratusan orang, bahkan ribuan orang berlari mencari tempat dataran yang tinggi
Agar selamat, agar terlindungan dan banyak berdo’a kepada Yang Maha Kuasa
Minta selamat, karena masih ingin hidup panjang ?
Saudaraku...........
Sadarkah kita,
kalau musibah itu siap datang menerpa kita ?Sadarkah kita, kalau maut selalu menghadang kita ?
Semoga ALLAH SWT senantiasa memberi selamat pada kita
Untuk diri kita, Untuk isteri-isteri kita yang cantik dan yang sangat kita sayangi,
Untuk anak-anak kita, Untuk cucu-cucu kita,
Untuk saudara kita, bapak ibu kita, nenek kakek kita, mertua kita, teman kita dan sahabat kita dan untuk kita semua, termasuk juga untuk musuh dan saingan kita
Saudaraku............
Marilah kita
renungi sejenak peristiwa ituMarilah kita berbicara jujur pada diri kita masing-masing
Mengapa TUHAN memberi gempa di Aceh, di Nabire dan Palu ?
Mengapa TUHAN juga memberi gempa di India, Srilanka dan Thailand ?
Dan mengapa TUHAN tidak menjadikan gempa di Korea, di Australia atau di Pakistan ?
Tapi justru di daerah-daerah yang TUHAN pilih sendiri tempatnya !
Sadarkah kita bahwa daerah-daerah itu adalah pusat-pusat konflik kemanusiaan
Sadarkah kita bahwa daerah-daerah itu yang menjadi ujian TUHAN
Selama ini
terkesan, Polisi dan TNI tidak berdaya bila beroperasi di daerah konflik itu Semua
terhadang dengan istilah HAM dan demokrasi
Polisi sebagai penegak keamanan dalam negeri,
Dan TNI sebagai
penjaga teritorial NKRISeolah-olah tak berdaya menangkis dengungan HAM dan demokrasi
Para LSM, dan para Pejuang HAM dan demokrasi yang ingin menjadi pahlawan
Serta mereka orang-orang yang sok mengagungkan HAM dan Demokrasi,
Yang ingin hidup sendiri dan memisahkan dari NKRI
Kali ini hanya menggigit jari,
Kali ini hanya menelan ludah kekecewaan
Karena kini, kehendak TUHAN telah terjadi, dan benar-benar menjadi bukti
Mungkinkan ini sebuah azab ataukah sebuah peringatan bagi mereka
Atau bagi kita semua ?
Biarlah kehendak TUHAN yang menjadi bukti
Semoga TUHAN membukakan mata dan hati nurani ?
Saudaraku...........
Ditahun baru
hijrah ini, Yang kini memasuki tahun ke 26 dari abad ke 15 hijrah iniMarilah kita songsong hari-hari yang masih panjang didepan kita
Marilah kita isi hari-hari itu dengan pekerjaan-pekerjaan yang diridhoi TUHAN
Jangan kita membuat kerusakan dimuka bumi ini, Jangan kita menjadi perusuh
Apalagi pembuat onar dan pengadu domba
Kita bangun NKRI tercinta ini dengan tangan-tangan kita
Kita wujudkan Indonesia Bersatu yang lebih aman dan sejahtera
Karena harapan besar menunggu di depan sana yang akan membawa kebahagiaan
Jangan lagi ada perselisihan paham diantara kita,
Sudah banyak korban nyawa yang tidak berguna mati sia-sia
Saudaraku..................
Adakah kawan yang akan kita bawa berpacu ?
Sekarang, sedikit teman atau kawan yang menjadi sahabat
Kawan kita memang sahabat kita, tapi juga musuh kita yang tersembunyi
Tidak semua kawan menjadi teman dan tidak semua teman menjadi sahabat
Terkadang teman seiring perjalanan bisa jadi ancaman
Terkadang pula teman sebelah kamar atau sepinggir meja menjadi lawan
Karena kedudukan, pangkat dan jabatan
Begitu juga isteri, anak dan saudara kita, terkadang menjadi ujian dan fitnah bagi kita
Padahal ia begitu dekat dengan kita, tapi, terkadang ada juga ia tega membunuh kita
Namun dengan kasih sayang ini, kedamaian dan kebahagian itu dapat diwujudkan
Kita tebarkan salam dan senyuman buat semua
orangKita jabat tangan-tangan disekeliling kita ini dengan hati yang damai
Semoga kita arif dalam meraih masa depan.
Noumea, Akhir Desember 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar