Sabtu, 17 Mei 2014

Gempa Tsunami Aceh

Saudaraku.............
Hari ini adalah awal dari tahun hijrah 1 Muharam 1426
Berarti semalam adalah hari terakhir dari suatu perjalanan panjang ditahun hijrah  1425

Kita telah lalui sepanjang  354 hari dari tahun Qamariah
Banyak hal yang sudah kita alami dalam perjalanan yang panjang itu
Ada kesuksesan yang kita raih, ada juga kegagalan yang kita terima
Ada kebahagiaan yang kita peroleh, ada juga kekecewaan yang kita dapati
Ada rasa suka yang terluapkan dan ada pula rasa duka yang begitu mendalam,
Ia datang silih berganti tak mengenal waktu
Sungguh peristiwa itu tidak mungkin kita hindari
Sepanjang roh masih bersemi dibadan ini

Saudaraku……………
Dua bulan kemarin, yaitu dipenghujung akhir Desember 2004
Atau dalam bulan Dzulkaidah 1425 hijrah
Kita semua, tidak pernah bermimpi atau membayangkan
Bahwa musibah besar yang bernama : Tsunami akan kita saksikan disini
Di bumi Indonesia tercinta ini
Di ujung pulau tanah tercinta : Aceh,
Atau di kota yang namanya Serambi Mekkah
Dan di daerah pesisir  Sumatera Utara
Habis tersapu gelombang Tsunami yang datang bergulung-gulung
Ia datang begitu cepat sekali dan hanya dalam hitungam menit
Ratusan ribu manusia meninggal dunia menjadi korban
Ribuan manusia hilang terbenam dan terbawa arus laut
Ratusan manusia yang terluka kinipun masih ada yang tergeletak
Masih dalam rawatan dan pengobatan
Ribuan rumah hunian hancur luluh lantakan kecuali masjid dan sebuah mushalla
Ratusan juta nilai harta benda tak bisa  lagi diselamatkan
Habis tergilas air laut yang mengganas seketika itu
Apalagi binatang ternak dan puluhan hektar tanah harapan
Rusak dan hancur tiada lagi bersisa,
Semua merata diatas lumpur laut yang hitam
Semua hilang,
Semua hancur,
Semua sudah terendam lumpur
Semua tiada lagi berarti buat kehidupan
Semua telah menjadi kepingan-kepingan yang tiada berarti
Kita tak lagi berdaya
Dan kita memang tidak berdaya dalam menahan dahsyatnya air dan gelombang laut
Semua ini adalah cobaan TUHAN kepada kita
Agar kita menjadi sadar

Saudaraku…………
Jeritan tangis anak-anak yang kehilangan orang tua
Jeritan mengharu perempuan-perempuan yang kehilangan suami, kini mereka menjadi janda
Dan kesedihan para  suami  yang kehilangan isteri serta anaknya
Saudara kandung dan saudara sepupu tidak lagi bersama
Mereka mati dan sebagian karam tiada wujud
Nampak, semua begitu cepat sekali, ia terjadi bagaikan sebuah mimpi
Mimpi yang menjadi kenangan luka dan duka, yang akan selalu membekas begitu mendalam dihati
Kita sebagai mahluk Tuhan yang sombong dan angkuh
Sewaktu peristiwa terjadi tidak mempunyai kekuatan apa-apa
Kini hanya pasrah dan  berdo’a memohon ampun kepada-NYA
Agar bencana itu tidak lagi kembali
Kini kita harus kembali membangun sebuah kehancuran
Kita bangun dengan doa, ketabahan, kekuatan dan modal
Namun, Yang utama adalah membangun perasaan kemanusiaan

Saudaraku………..
Cobalah kita lihat sejenak kebelakang
Sebelum peristiwa Tsunami itu terjadi
Muncul gempa di Alor 38 orang meninggal
168 orang luka-luka  368 bangunan hancur
Belum reda di Alor, gempa di Nabire muncul
32 orang meninggal 146 orang terluka
Ratusan rumah hancur dan terbakar
Belum reda rasa duka kita
Helikopter TNI jatuh di Magelang
14 orang tewas seketika
Korban jiwa bertambah lagi
Orang-orang tercinta yang kehilangan keluarganya
Berduka dan menangis lagi
Belum lagi reda tangisan dimata
Belum lagi kita tuntas membangun di Aceh
Datang lagi musibah berganti, muncul gempa di Palu
Satu daerah di wilayah Indonesia Bagian timur
Puluhan rumah, kantor, dan bangunan hancur
Puluhan jiwa menjadi korban
Dan ratusan orang, bahkan ribuan orang berlari mencari tempat dataran yang tinggi
Agar  selamat, agar terlindungan dan banyak berdo’a kepada Yang Maha Kuasa
Minta selamat, karena masih ingin hidup panjang ?

Saudaraku...........
Sadarkah kita, kalau musibah itu siap datang menerpa kita ?
Sadarkah kita, kalau maut selalu menghadang kita ?
Semoga ALLAH SWT senantiasa memberi selamat pada kita
Untuk diri kita, Untuk isteri-isteri kita yang cantik dan yang sangat kita sayangi,
Untuk anak-anak kita, Untuk cucu-cucu kita,
Untuk saudara kita, bapak ibu kita, nenek kakek kita,  mertua kita, teman kita dan sahabat kita dan untuk kita semua, termasuk juga untuk musuh dan saingan kita

Saudaraku............
Marilah kita renungi sejenak peristiwa itu
Marilah kita berbicara jujur pada diri kita masing-masing
Mengapa TUHAN memberi gempa di Aceh, di Nabire dan Palu ?
Mengapa TUHAN juga  memberi gempa di India, Srilanka dan Thailand ?
Dan mengapa TUHAN tidak menjadikan gempa di Korea, di Australia atau di Pakistan ?
Tapi justru di daerah-daerah yang TUHAN pilih sendiri tempatnya !
Sadarkah kita bahwa daerah-daerah itu adalah pusat-pusat konflik kemanusiaan
Sadarkah kita bahwa daerah-daerah itu yang menjadi ujian TUHAN
Selama ini terkesan, Polisi dan TNI tidak berdaya bila beroperasi di daerah konflik itu Semua terhadang dengan istilah HAM dan demokrasi
Polisi  sebagai penegak keamanan dalam negeri,
Dan TNI sebagai penjaga teritorial NKRI
Seolah-olah tak berdaya menangkis dengungan HAM dan demokrasi
Para LSM, dan para Pejuang HAM dan demokrasi yang ingin menjadi pahlawan
Serta  mereka orang-orang yang sok mengagungkan HAM dan Demokrasi,
Yang ingin hidup sendiri dan memisahkan dari NKRI
Kali ini hanya menggigit jari,
Kali ini hanya menelan ludah kekecewaan
Karena kini,  kehendak TUHAN telah terjadi, dan benar-benar menjadi bukti
Mungkinkan ini sebuah azab ataukah sebuah peringatan bagi mereka
Atau bagi kita semua ?
Biarlah kehendak TUHAN yang menjadi bukti
Semoga TUHAN membukakan mata dan hati nurani ?

Saudaraku...........
Ditahun baru hijrah ini, Yang kini memasuki tahun ke 26 dari abad ke 15 hijrah ini
Marilah kita songsong hari-hari yang masih panjang didepan kita
Marilah kita isi hari-hari itu dengan pekerjaan-pekerjaan yang diridhoi TUHAN
Jangan kita membuat kerusakan dimuka bumi ini, Jangan kita menjadi perusuh
Apalagi pembuat onar dan pengadu domba
Kita bangun NKRI tercinta ini dengan tangan-tangan kita
Kita wujudkan Indonesia Bersatu yang lebih aman dan sejahtera
Karena harapan besar menunggu di depan sana  yang akan membawa kebahagiaan
Jangan lagi ada perselisihan paham diantara kita,
Sudah banyak korban nyawa yang tidak berguna mati sia-sia

Saudaraku..................
Kita akan berkejaran dalam waktu mencapai yang kita tuju
Adakah kawan yang akan kita bawa berpacu ?
Sekarang, sedikit teman atau kawan yang menjadi sahabat
Kawan kita memang sahabat kita, tapi juga musuh kita yang tersembunyi
Tidak semua kawan menjadi teman dan tidak semua teman menjadi sahabat
Terkadang teman seiring perjalanan bisa jadi ancaman
Terkadang pula teman sebelah kamar atau sepinggir meja menjadi lawan
Karena kedudukan, pangkat dan jabatan
Begitu juga isteri, anak dan saudara kita, terkadang menjadi ujian dan fitnah bagi kita
Padahal ia begitu dekat dengan kita, tapi, terkadang ada juga ia tega membunuh kita
Namun dengan kasih sayang ini,  kedamaian dan kebahagian itu dapat diwujudkan
Kita tebarkan salam dan senyuman buat semua orang
Kita jabat tangan-tangan disekeliling kita ini dengan hati yang damai
Semoga kita arif dalam meraih masa depan.
 

Noumea, Akhir Desember 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar