Sabtu, 17 Mei 2014

Renungkan Sebelum Menyesal

Orang bijak bilang :

“Menjadi orang baik, kaya, dan terhormat adalah impian bagi setiap orang. Menjadi pejabat, punya kekuasaan, dan punya posisi penting di masyarakat adalah dambaan setiap orang. Menjadi orang kaya, banyak uang, banyak harta, dan hidup enak adalah harapan semua orang. Menjadi pegawai negeri, menjadi pegawai swasta, menjadi pejabat Negara, menjadi pejabat daerah, menjadi diplomat, menjadi polisi, menjadi pembela Negara, menjadi pelaut, menjadi hakim, menjadi pengacara, menjadi jaksa, menjadi dokter, menjadi dosen, menjadi guru, menjadi ustadz, menjadi professional, menjadi wirausaha, menjadi pedagang, dan atau tidak menjadi apa-apa adalah pilihan setiap orang.

Pilihan itu tersadar setelah kita menyadari bahwa kita ini memerlukan sesuatu untuk menopang hidup kita ditengah-tengah aneka-ragaman warna kehidupan. Semua pilihan itu bukanlah takdir, tetapi suatu usaha dari kita yang kita upayakan sambil selalu bermunajat kepada Allah, selalu memohon kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Pemberi Rejeki, dan Yang Maha Segala-galanya, apakah pilihan yang kita lakukan itu sudah tepat dan benar, serta akan menjadi jalur rejeki yang memberikan manfaat bagi kehidupan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi keluarga, isteri/suami, anak-anak dan cucu-cucu, serta lingkungan kita semua.

Tidak ada seorangpun yang pada waktu kecilnya bercita-cita untuk menjadi maling, penjambret, perampok, penodong, penipu, tukang jegal, tukang palak, tukang kepruk, penadah, penjual obat-obat terlarang, dan atau menjadi preman.

Tidak ada seorangpun yang bercita-cita menjadi pembohong, penjudi, pemalsu, pemerkosa, pembunuh, atau menjadi koruptor.

Tidak ada seorangpun yang bercita-cita untuk menjadi pelacur, menjadi prostitusi, menjadi gigolo atau menjadi mucikari.

Semua orang yang mempunyai profesi seperti ini mengharapkan agar kelak anak-anaknya menjadi orang yang baik,  berhati mulia, menjadi orang pintar dan cerdas, menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

Hanya keadaanlah yang menyebabkan seseorang  bisa berubah sikapnya, berubah perilakunya dan juga berubah profesinya. Dari orang-orang yang dulunya baik, santun, murah hati, penuh toleransi, penolong, dan selalu berbuat kebaikan berubah menjadi orang-orang apatis, tidak peduli, tidak toleransi, tidak menghormati orang lain, pelanggar ham, tak bermoral, tak berahlaq, dan tak tahu aturan.

Apabila ia dalam menjalankan profesinya tertangkap basah di masyarakat, ketangkap polisi atau  KPK resikonya adalah :

-     malu besar dan beraib jika ia kedapatan sedang aksi melakukan senggama bebas bukan dengan suami/istrinya sendiri. Apalagi diketahui jika ia melakukan senggama dengan sekretarisnya, isteri/suami anak buahnya atau atasannya, isteri/suami teman, sahabat atau tetangganya, bahkan dengan anak sekolah yang masih ingusan.

-     babakbelur dipukuli  masa jika ia kedapatan sedang beraksi menjadi maling, rampok, penjambret, penodong, pemeras, penipu, atau pembohong.

-     menjadi berita besar jika ia sebagai penjudi kelas kakap, pemakai narkoba, penjaja sek, penadah barang haram,  atau sebagai koruptor.

Apabila ia ketangkap masa, polisi atau KPK, maka lembaga pengadilan dan  ruang penjaralah yang akan berbicara. Setelah keluar dari tahanan  akankah ia berubah menjadi baik kembali, ataukah ia akan lebih profesional lagi dalam profesinya. Jika ia kembali menjadi orang baik adakah lingkungan ia tinggal akan menerimanya.

Oleh karenanya, janganlah karena hidup miskin,  tidak punya uang, tidak bisa beli hape baru, tidak punya arloji bagus, tidak punya gelang, tidak bisa bergaya didepan pacar, tidak bisa untuk berfoya-foya,  tidak bisa beli minuman, dan tidak bisa tercapai apa yang diinginkan, tidak punya baju bagus, tidak punya tas bagus, tidak punya motor, tidak punya mobil, tidak punya rumah bagus, tidak punya deposito, sehingga mengambil jalan pintas menjadi maling, penjambret, perampok, penodong, penipu, pelacur, penadah, pemalak, preman, penjaja sek, pemuas syahwat, penjual barang-barang telarang, narkoba, ekstasi, shabu-shabu dan menjadi koruptor sebagai profesinya.

Padahal Allah SWT telah memberi jalan bagi kita semua dan tertulis di al qur’an surat An Naba ayat 11 “Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja). Dalam surat Al A’raf ayat 10 Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja), Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur”. Juga dalam surat Al Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”.

Demikian pula dengan hadist Rasulullah SAW yang berbunyi : “Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual-beli itu baik”. (HR. Ahmad, Baihaqi dll). “Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (propesional). (HR. Ahmad). Dan “…kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirirnya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena mengikutu jalan Syaithan”. (HR. Thabrani)

Sebelum terlanjur pindah profesi, renungkanlah akan segala resiko yang akan dihadapinya kelak. Pengadilan dunia penuh sandiwara tapi pengadilan akherat kita tidak bisa memungkirinya”.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar