“Menjadi orang baik, kaya, dan terhormat adalah impian bagi
setiap orang. Menjadi pejabat, punya kekuasaan, dan punya posisi penting di
masyarakat adalah dambaan setiap orang. Menjadi orang kaya, banyak uang, banyak
harta, dan hidup enak adalah harapan semua orang. Menjadi pegawai negeri,
menjadi pegawai swasta, menjadi pejabat Negara, menjadi pejabat daerah, menjadi
diplomat, menjadi polisi, menjadi pembela Negara, menjadi pelaut, menjadi
hakim, menjadi pengacara, menjadi jaksa, menjadi dokter, menjadi dosen, menjadi
guru, menjadi ustadz, menjadi professional, menjadi wirausaha, menjadi pedagang,
dan atau tidak menjadi apa-apa adalah pilihan setiap orang.
Pilihan itu tersadar setelah kita menyadari bahwa kita
ini memerlukan sesuatu untuk menopang hidup kita ditengah-tengah aneka-ragaman
warna kehidupan. Semua pilihan itu bukanlah takdir, tetapi suatu usaha dari
kita yang kita upayakan sambil selalu bermunajat kepada Allah, selalu memohon
kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Pemberi Rejeki, dan Yang Maha
Segala-galanya, apakah pilihan yang kita lakukan itu sudah tepat dan benar,
serta akan menjadi jalur rejeki yang memberikan manfaat bagi kehidupan,
kesejahteraan dan kebahagiaan bagi keluarga, isteri/suami, anak-anak dan cucu-cucu,
serta lingkungan kita semua.
Tidak ada seorangpun yang pada waktu kecilnya
bercita-cita untuk menjadi maling, penjambret, perampok, penodong, penipu,
tukang jegal, tukang palak, tukang kepruk, penadah, penjual obat-obat
terlarang, dan atau menjadi preman.
Tidak ada seorangpun yang bercita-cita menjadi
pembohong, penjudi, pemalsu, pemerkosa, pembunuh, atau menjadi koruptor.
Tidak ada seorangpun yang bercita-cita untuk menjadi
pelacur, menjadi prostitusi, menjadi gigolo atau menjadi mucikari.
Semua orang yang mempunyai profesi seperti ini
mengharapkan agar kelak anak-anaknya menjadi orang yang baik, berhati mulia, menjadi orang pintar dan
cerdas, menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Hanya keadaanlah yang menyebabkan seseorang bisa berubah sikapnya, berubah perilakunya
dan juga berubah profesinya. Dari orang-orang yang dulunya baik, santun, murah
hati, penuh toleransi, penolong, dan selalu berbuat kebaikan berubah menjadi
orang-orang apatis, tidak peduli, tidak toleransi, tidak menghormati orang
lain, pelanggar ham, tak bermoral, tak berahlaq, dan tak tahu aturan.
Apabila ia dalam menjalankan profesinya tertangkap basah
di masyarakat, ketangkap polisi atau KPK
resikonya adalah :
-
malu besar dan beraib jika ia
kedapatan sedang aksi melakukan senggama bebas bukan dengan suami/istrinya
sendiri. Apalagi diketahui jika ia melakukan senggama dengan sekretarisnya,
isteri/suami anak buahnya atau atasannya, isteri/suami teman, sahabat atau tetangganya,
bahkan dengan anak sekolah yang masih ingusan.
-
babakbelur dipukuli masa jika ia kedapatan sedang beraksi menjadi
maling, rampok, penjambret, penodong, pemeras, penipu, atau pembohong.
-
menjadi berita besar jika ia sebagai
penjudi kelas kakap, pemakai narkoba, penjaja sek, penadah barang haram, atau sebagai koruptor.
Apabila ia ketangkap masa, polisi atau KPK, maka
lembaga pengadilan dan ruang penjaralah
yang akan berbicara. Setelah keluar dari tahanan akankah ia berubah menjadi baik kembali,
ataukah ia akan lebih profesional lagi dalam profesinya. Jika ia kembali
menjadi orang baik adakah lingkungan ia tinggal akan menerimanya.
Oleh karenanya, janganlah karena hidup miskin, tidak punya uang, tidak bisa beli hape baru, tidak
punya arloji bagus, tidak punya gelang, tidak bisa bergaya didepan pacar, tidak
bisa untuk berfoya-foya, tidak bisa beli
minuman, dan tidak bisa tercapai apa yang diinginkan, tidak punya baju bagus,
tidak punya tas bagus, tidak punya motor, tidak punya mobil, tidak punya rumah
bagus, tidak punya deposito, sehingga mengambil jalan pintas menjadi maling,
penjambret, perampok, penodong, penipu, pelacur, penadah, pemalak, preman,
penjaja sek, pemuas syahwat, penjual barang-barang telarang, narkoba, ekstasi,
shabu-shabu dan menjadi koruptor
sebagai profesinya.
Padahal Allah SWT telah memberi jalan bagi
kita semua dan tertulis di al qur’an surat An Naba ayat 11 “Kami telah membuat waktu siang
untuk mengusahakan kehidupan (bekerja)”. Dalam surat
Al A’raf ayat 10 “Kami telah menjadikan
untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan
(bekerja), Tetapi sedikit sekali
diantaramu yang bersyukur”. Juga
dalam surat Al Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi “Apabila telah ditunaikan
sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”.
Demikian
pula dengan hadist Rasulullah SAW
yang berbunyi :
“Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri
dan semua jual-beli itu baik”. (HR. Ahmad,
Baihaqi dll). “Sebaik-baik pekerjaan ialah
usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (propesional)”. (HR. Ahmad). Dan
“…kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya
anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha Fisabilillah. Jikalau ia
bekerja untuk dirirnya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain,
itupun Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk
bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena mengikutu jalan
Syaithan”. (HR. Thabrani)
Sebelum terlanjur pindah profesi, renungkanlah akan
segala resiko yang akan dihadapinya kelak. Pengadilan dunia penuh sandiwara
tapi pengadilan akherat kita tidak bisa memungkirinya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar