Dalam
hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah bersabda “jika seseorang
meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu SEDEKAH
JARIAH, ILMU YANG BERMANFAAT, atau Doa anak yang shaleh”.
Dalam
hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW menambahkan tiga
amalan yang termasuk ke dalam amalan yang pahalanya tidak akan berhenti sekalipun
orang yang melakukannya jasadnya telah dikuburkan. Rasulullah SAW bersabda
“SESUNGGUHNYA, AMAL DAN KEBAIKAN YANG TERUS MENERUS MENGIRINGI SESEORANG KETIKA
MENINGGAL DUNIA adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi
orang yang shaleh, mewakafkan Al Qur’an, membangun masjid, membangun tempat
penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah”.
Bersedekah
tidak harus besar. Bersedekah dengan meng-infaq-kan sejumlah harta kekayaan dengan
maksud riya agar dilihat orang akan tidak mendapatkan ganjaran pahala dari
Allah SWT, bahkan tidak berarti apa-apa atau sia-sia. Akan tetapi, BERINFAQ
UNTUK MEMBELANJAKAN SESUATU UNTUK KEBAIKAN BANYAK ORANG TETAPI DILAKUKAN DENGAN
IKHLAS, INSYA ALLAH AMALAN KEBAIKAN ITU PAHALANYA AKAN MENGALIR KEPADA YANG
BERSANGKUTAN SEKALIPUN JASADNYA TELAH
DIKUBURKAN (lihat QS Al Baqarah ayat 261).
BEBERAPA
AMALAN KEBAIKAN YANG DILAKUKAN SESEORANG SEBELUM YANG BERSANGKUTAN MENINGGAL
DUNIA DAN INSYA ALLAH YANG GANJARAN PAHALANYA AKAN TERUS MENGALIR KEPADA KITA
SEKALIPUN KITA TELAH MENINGGAL DUNIA IALAH :
1. menyebarkan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat dengan cara mengajarkannya, dan MENULIS TULISAN YANG BERMANFAAT
BAGI MANUSIA.
2. mempunyai anak
shaleh yang dapat mendo’akan orang tuanya.3. SEDEKAH JARIAH ATAU MEWAKAFKAN HARTA UNTUK AMAL-AMAL KEBAIKAN seperti pembangunan madrasah/sekolah agama Islam, pembangunan rumah penampungan anak-anak yatim piatu, pembangunan jalan-jalan, pembangunan rumah sakit, dan yayasan yang bergerak dibidang pendidikan umat dan kemaslahatan umum.
4. menanam pohon kurma atau pohon-pohon lainnya yang buahnya dapat dimanfaatkan atau dinikmati oleh orang atau binatang.
5. MEWAKAFKAN BUKU-BUKU, kitab atau al qur’an.
6. Jihad fi sabilillah, berjuang dan membela tanah air.
7. membuat sumur untuk kebutuhan kaum muslimin.
8. membuat saluran irigasi untuk persawahan.
9. membangun tempat penginapan bagi para musafir.
10. membangun tempat ibadah dan belajar.
Dari
sebanyak sepuluh amalan kebaikan diatas, AMALAN MANAKAH YANG SUDAH KITA
KERJAKAN? Kalau belum, mumpung kita masih diberi rejeki dan diberi kesempatan,
bolehlah kita mengerjakan salah satu diantaranya untuk kebaikan diri kita
sendiri, untuk isteri kita, anak kita maupun untuk keluarga kita.
Kita
dianjurkan untuk berbuat kebaikan diantara lingkungan kita tinggal, jangan
sampai kita terlena tidur sementara tetangga kita masih belum bisa tidur karena
kelaparan atau tidak makan.
Seorang
yang telah meninggal dunia, maka terhentilah amal perbuatannya dan terputuslah
aliran pahala untuknya, kecuali amal-amal yang diusahakannya sendiri selama
hidupnya di dunia. Oleh karena itu, kita diminta untuk selalu bersedekah untuk
diri kita sendiri dengan melakukan shalat dhuha, shalat tahajud, bersilaturakhmi,
berbuat baik kepada banyak orang dengan amalan dan kebaikan.
Janganlah
kita setelah mati mengharap kiriman do’a dan pahala dari orang-orang lain,
sementara kita sewaktu kita masih hidup, tidak pernah melakukan apa-apa, tidak
pernah shalat, tidak pernah membantu orang-orang miskin yang hidupnya susah dan
kelaparan, tidak pernah ikut berpartisipasi dalam membangun pendidikan bagi
anak-anak yatim dan dhuafa, tidak pernah ikut membangun rumah ibadah, tidak
pernah berbuat amal kebaikan untuk penyebaran dakwah. Tetapi saat kematian
keluarganya mengajak orang-orang banyak dilingkungannya untuk tahlilan dan yasinan, yaitu dengan memperingati hari-hari tertentu dari
kematian seseorang dengan anggapan bahwa itu dapat membantu perjalanan roh
orang yang meninggal menuju akhirat. Padahal hal ini sama sekali tidak pernah
dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak
kami perintahkan, maka perbuatan tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits
ini menunjukkan bahwa mengirim pahala, bacaan al-Qur’an, shalat dan amal-amal
lainnya, tidak diperbolehkan dan tidak akan sampai kepada orang yang telah
mati, karena bukan termasuk usahanya (lihat QS An-Najm ayat 39). Inilah pendapat
imam asy-Syafi’i dan mayoritas ulama, sebagaimana penjelasan imam an-Nawawi. Pendapat ini didukung oleh
tidak adanya anjuran dari Nabi SAW berkenaan mengirimkan hadiah pahala, dan
bacaan Al Qur’an kepada mayit, dan juga tidak pernah dilakukan oleh para
sahabatnya. Kalau
demikian mengapa kita tidak memanfaat waktu kita, kesempatan kita, peluang dan
rejeki kita untuk Bersedekah Untuk Diri
kita Sendiri ? agar
semua tindakan kita berpahala dan mendapat ridhai Allah SWT.
Wallahu’alam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar