Apa yang sudah kita miliki
mungkin itu sudah menjadi rejeki kita. Atau apa yang telah kita putuskan untuk
mendampingi hidup kita mungkin itu sudah menjadi jodoh kita. Terkadang kita
kurang menyadari akan sesuatu apa yang tidak tercapai, mungkin saja itu bukan
menjadi hak kita atau rejeki kita. Kita tidak perlu kecewa, galau, atau kita
tangisi.
Banyak orang yang tidak
menyadari bahwa dalam hidup ini tidak ada satu hukum yang mengharuskan hidup
seseorang itu harus sukses atau harus bahagia. Namun Allah telah menetapkan
bahwa jangan lupakan kehidupan dunia dalam mencari kebahagiaan akherat. Nabi
kitapun mengajarkan kepada kita agar kita selalu berdo’a untuk kebahagian dunia
dan kebahagiaan akherat.
Tidak semua orang
menyadari bahwa dibalik kehidupan dunia akan ada kehidupan akherat. Sehingga
apapun caranya, bagaimanapun caranya, orang hanya berupaya mengejar kehidupan
dunia walaupun dengan cara yang tidak halal sekalipun. Bahkan kalau perlu harus
membunuh saingannya demi mencapai obsesinya. Namun hal ini sangat bertentangan
dengan fitrah kehidupan manusia dan akan melanggar hak azasi manusia. Sementara
itu ancaman Allah SWT sangat berat sekali yaitu neraka jahanam bila kita sampai
membunuh orang lain atau seseorang, apalagi itu yang saingan kita.
Allah berfirman dalam
surat Al-Qaşaş ayat 77 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan”.
Dalam surat Al Hadid ayat 20 Allah SWT menegaskan : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu”.
Ayat-ayat
di atas mengingatkan kepada kita bahwa kebahagiaan itu ada
2
(dua) yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akherat yang kedua-duanya harus kita
kejar dalam posisi yang seimbang. Kehidupan dunia itu sifatnya hanya sementara
dan tidak abadi. Yang kita kejar dalam menggapai kebahagian dunia itu hanyalah
wanita yang cantik, anak-anak, harta kekayaan berupa emas, perak, berlian,
platinum, rumah mewah yang besar dan luas, sawah, ladang, kebun, hutan,
kendaraan yang mahal, uang, deposito, jabatan yang tinggi, penghormatan,
pengagungan dan pujian. Selalu ingin sehat dan berumur panjang, tidak pernah
sakit atau kekurangan, serta hidup dalam lingkungan yang glamor.
Sedangkan
untuk kehidupan akherat banyak orang menganggap bahwa kehidupan akherat itu
masih absurd dan hanya angan-angan belaka. Ini adalah pendapat orang-orang yang
tidak mempercayai adanya kehidupan akherat sehingga hidupnya hanya untuk
kehidupan dunia saja. Ia bekerja keras, membanting tulang siang dan malam,
tidak mengenal waktu dan istirahat, bahkan berani untuk meninggalkan shalat
yang merupakan kewajibannya kepada Tuhannya ditinggalkan, dan tujuan hidupnya
hanyalah untuk mengejar kebahagiaan kehidupan dunia. Orang-orang yang melakukan
kehidupan seperti ini adalah termasuk orang-orang yang merugi. Padahal
kehidupan akherat itu tidak pernah mengenal batas waktu. Janganlah kita
terpedaya atas bujukan para dai, kyai, ulama, dan para ustadz yang mengejar
kehidupan dunia saja atau kehidupan akherat saja. Tapi hendaklah kita mengejar
dan meraih kehidupan itu kedua-duanya secara seimbang, sehingga kita memperoleh
kebahagian dunia dan kebahagiaan akherat sebagaimana Rasulullah mengajarkan
kepada kita dengan do’a yang kita panjatkan setiap waktu setelah selesai
menjalankan shalat yaitu :
“Allahumma rabbana aatina fid dunyaa hasanah, wa fil
akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar (Ya Allah, berikanlah kepada Kami
kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari
adzab Neraka”. (HR. Bukhari no. 4522 dan
Muslim no. 2690).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar